Tuesday, 11 December 2012

Sebuah Puisi

Sayap-Sayap Peri


       Waktu itu kau dan senyummu menceritakan aku sebuah dongeng tentang sayap-sayap peri yang berkilauan yang mengepak-ngepak bersama kebahagiaan di setiap pendar cahayanya. Lalu kau membual tentang sayap-sayap yang sama padaku -- di punggungku yang mungil ; Membuatku tertawa bahagia bersama angin senja kala burung-burung kenari pulang ke sarang membawa biji di paruhnya untuk telur-telurnya yang esok menetas.

      Kau bilang padaku, saat aku mengepak terbang rendah di atas rumpun-rumpun dandelion aku menerbangkan parasut-parasut mereka ke udara. Kau pun bilang setiap kepakan ku membuat padang rumput yang kulewati berkilau juga, membuat belalang dan kunang-kunang kehilangan pesona yang telah mereka tebarkan di setiap lembar dedaunan dan ujung-ujung dahan kering kerontang semenjak pagi masih buta. Aku tak yakin, sedikitpun.

      Bilamana jemarimu mengusap punggungku penuh kasih oh ibu, kehangatan menjalar-jalar liar serasa setiap jejak jemarimu terbakar, dan aku merasa benar-benar akan mencuat sepasang sayap peri di punggungku, dan mengepak-ngepak seperti ceritamu kala itu. Apakah benar kan kudapat sayap-sayap peri itu? Ataukah itu hanya sayang yang kau buang di telingaku untuk mengantarku tidur dan berlari-lari segera ke dalam mimpi-mimpiku?


Padang, June 1st 2011

No comments:

Post a Comment

silahkan tinggalkan komentar :)

Pages