Kau tahu
Kadang pelangi tak selalu bersama ketujuh warnanya--setidaknya
[di setiap] ketika hujan telah lelah turun-- dan menghilangkan gundah
ratusan pasang mata di belakang jendela-jendela. Ya. Kadang ia
kehilangan biru di antara mega-mega kelabu yang riang melayang-layang di
celah-celah langit sore [pun terkadang ia mencari-cari keberadaan ungu]
di antara butir-butir air. Lalu getir, merasa ada yang berbeda [tak
seperti biasanya] ia tak tahu.
Kau lihat.
Bumi yang bulat
masih ingin dibasahi, kala seniman-seniman jejak di jalan-jalan setapak
bersorak--berharap tetes demi tetes rindu dari langit berhenti membuat
riak [di genangan-genangan cinta. terabaikan. begitu saja] mengaharu
biru dalam ragu. Andai waktu [bisa dibalik] bagai lembar-lembar dalam
buku, tentu aku [dan kamu] bisa tahu lebih dulu. Lalu getir, biar saja
mengalir.
Padang, 2012